TUGAS
ILMU SOSIAL DASAR KE-3
UNIVERSITAS GUNADARMA
1) CARA UNTUK MENGATASI / MENGURANGI LEDAKAN PENDUDUK DAN
LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK
Menurut
Thomas Robert Malthus pertambahan jumlah penduduk adalah seperti deret ukur (1,
2, 4, 8, 16, ...), sedangkan pertambahan jumlah produksi makanan adalah
bagaikan deret hitung (1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, ...). Hal ini tentu saja akan
sangat mengkhawatirkan di masa depan di mana kita akan kerurangan stok bahan
makanan.
Hal-hal
yang perlu dilakukan untuk menekan pesatnya pertumbuhan penduduk :
1.
Menggalakkan program KB atau Keluarga Berencana untuk membatasi jumlah anak
dalam suatu keluarga secara umum dan masal, sehingga akan mengurangi jumlah
angka kelahiran.
2. Menunda masa perkawinan agar dapat mengurangi jumlah angka kelahiran yang tinggi.
2. Menunda masa perkawinan agar dapat mengurangi jumlah angka kelahiran yang tinggi.
Cara-cara
yang dapat dilakukan untuk mengimbangi pertambahan jumlah penduduk :
1. Penambahan dan penciptaan
lapangan kerja
Dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat maka diharapkan hilangnya kepercayaan banyak anak banyak rejeki. Di samping itu pula diharapkan akan meningkatkan tingkat pendidikan yang akan merubah pola pikir dalam bidang kependudukan.
Dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat maka diharapkan hilangnya kepercayaan banyak anak banyak rejeki. Di samping itu pula diharapkan akan meningkatkan tingkat pendidikan yang akan merubah pola pikir dalam bidang kependudukan.
2. Meningkatkan kesadaran dan
pendidikan kependudukan
Dengan semakin sadar akan dampak dan efek dari laju pertumbuhan yang tidak terkontrol, maka diharapkan masyarakat umum secara sukarela turut mensukseskan gerakan keluarga berencana.
Dengan semakin sadar akan dampak dan efek dari laju pertumbuhan yang tidak terkontrol, maka diharapkan masyarakat umum secara sukarela turut mensukseskan gerakan keluarga berencana.
3. Mengurangi kepadatan penduduk
dengan program transmigrasi
Dengan menyebar penduduk pada daerah-daerah yang memiliki kepadatan penduduk rendah diharapkan mampu menekan laju pengangguran akibat tidak sepadan antara jumlah penduduk dengan jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia.
Dengan menyebar penduduk pada daerah-daerah yang memiliki kepadatan penduduk rendah diharapkan mampu menekan laju pengangguran akibat tidak sepadan antara jumlah penduduk dengan jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia.
4. Meningkatkan produksi dan
pencarian sumber makanan
Hal ini untuk mengimbangi jangan sampai persediaan bahan pangan tidak diikuti dengan laju pertumbuhan. Setiap daerah diharapkan mengusahakan swasembada pangan agar tidak ketergantungan dengan daerah lainnya.
Hal ini untuk mengimbangi jangan sampai persediaan bahan pangan tidak diikuti dengan laju pertumbuhan. Setiap daerah diharapkan mengusahakan swasembada pangan agar tidak ketergantungan dengan daerah lainnya.
2) MIGRASI
Istilah imigrasi berasal dari bahasa Latin migratio
yang berarti perpindahan orang dari suatu tempat atau negara menuju ke tempat
atau negara lain (M. Iman Santoso, 2004). Ada istilah emigratio yang memiliki
arti berbeda, yaitu perpindahan penduduk dari suatu wilayah atau negara ke luar
menuju wilayah atau negara lain. Sebaliknya istilah immigratio dalam bahasa
Latin mempunyai arti perpindahan penduduk dari suatu negara untuk masuk ke
dalam negara lain.
Pada hakekatnya emigrasi dan imigrasi itu menyangkut
hal yang sama yaitu perpindahan penduduk antarnegara, tetapi yang berbeda
adalah cara memandangnya. Ketika seseorang pindah kenegara lain, peristiwa ini
dipandang sebagai peristiwa emigrasi, namun bagi negara yang didatangi orang
tersebut sebagai peristiwa imigrasi.
Konferensi internasional tentang emigrasi dan
imigrasi, tahun 1924 di Roma memberikan definisi imigrasi sebagai suatu: “Human
mobility to enter a country with its purpose to make a living or for
residence.” (Gerak pindah manusia memasuki suatu negeri dengan niat untuk
mencari nafkah dan menetap disana).
Ketika muncul konsep negara dan kedaulatan atas
suatu wilayah tertentu, maka, dalam melakukan perlintasan antarnegara,
digunakan paspor yang secara harfiah berarti melewati (pintu masuk) pelabuhan.
Paspor adalah pas atau izin melewati pelabuhan atau pintu masuk, yang berasal
dari kata to pass yaitu melewati, dan port yaitu pelabuhan atau pintu masuk.
Paspor ini biasanya memuat identitas kewarganegaraan pemegangnya.
Oleh karena itu negara yang mengeluarkan
berkewajiban memberi perlindungan hukum dimana pun kepada pemegang berada.
Selain itu di dalam paspor dicantumkan kepada semua pihak yang berkepentingan
untuk mengizinkan pemegang paspor berlalu secara leluasa, memberi bantuan, dan
perlindungan kepadanya di dalam melintasi batas suatu negara.
Kemudian di dalam rangka menyeleksi orang asing yang ingin masuk dan melakukan perjalanan ke negara lain, dibutuhkan visa. Istilah visa berasal dari kata Latin visum yang artinya laporan atau keterangan telah diperiksa. Kemudian, istilah visa dipergunakan sebagai istilah teknis di bidang keimigrasian yang artinya adalah cap atau tanda yang diterakan pada paspor, yang menunjukkan telah diperiksa dan disetujui oleh pejabat negara tujuan, di luar negeri, untuk memasuki negara asal pejabat negara asing itu.
Kemudian di dalam rangka menyeleksi orang asing yang ingin masuk dan melakukan perjalanan ke negara lain, dibutuhkan visa. Istilah visa berasal dari kata Latin visum yang artinya laporan atau keterangan telah diperiksa. Kemudian, istilah visa dipergunakan sebagai istilah teknis di bidang keimigrasian yang artinya adalah cap atau tanda yang diterakan pada paspor, yang menunjukkan telah diperiksa dan disetujui oleh pejabat negara tujuan, di luar negeri, untuk memasuki negara asal pejabat negara asing itu.
Pemeriksaan paspor dan
visa yang tercantum di dalamnya merupakan bagian dari proses keimigrasian pada
saat kedatangan orang asing di suatu negara. Dalam pernyatan sedunia tentang
Hak-Hak Asasi Manusia disebutkan bahwa Setiap orang berhak atas kebebasan
bergerak dan berdiam di dalam lingkungan batas-batas tiap negara dan setiap
orang berhak meninggalkan suatu negeri, termasuk negerinya sendiri dan berhak
kembali kenegerinya sendiri.
Macam-macam
migrasi antara lain :
Pertama , Migrasi Internasional dibagi menjadi tiga , yaitu :
Pertama , Migrasi Internasional dibagi menjadi tiga , yaitu :
- Imigrasi => Masuknya penduduk ke suatu negara
- Emigrasi => Keluarnya penduduk ke negara lain
- Remigrasi => Kembalinya penduduk ke negara
Kedua , Migrasi Nasional dibagi menjadi
empat , yaitu :
- Urbanisasi => Dari Desa ke Kota
- Transmigrasi => Dari Pulau ke Pulau
- Ruralisasi => Dari Kota ke Desa
- Evakuasi => Dari tempat yang tidak aman ke tempat yang aman
Ada beberapa faktor yang mendorong sehingga terjadinya
migrasi penduduk, antara lain:
a. Faktor ekonomi
Faktor ekonomi merupakan faktor utama yang meyumbang kepada
berlakunya proses migrasi ini. Kedudukan ekonomi yang mantap dan kukuh
menyebabkan wujudnya banyak sektor-sektor pertanian, pembinaan dan perkilangan,
sekaligus membuka peluang kepada rakyat sesebuah negara termasuk juga golongan
pendatang yang datang khususnya untuk mencari rezeki di negara orang.
b. Taraf ekonomi yang rendah di negara sendiri.
Bagi negara Malaysia khususnya, kemakmuran ekonomi
seringkali dijadikan alasan untuk menjelaskan mengapa negara ini menarik
perhatian ramai rakyat Indonesia dan Bangladesh malah termasuk juga
negara-negara yang mengalami taraf ekonomi yang gawat.
c. Faktor sosiobudaya
Sebenarnya faktor sosiobudaya juga memainkan peranan utama
menyebabkan pendatang Indonesia semakin bertambah dari hari ke hari ke negara
kita. Bahkan boleh dikatakan faktor sosiobudaya ini memainkan peranan yang sama
pentingnya dengan faktor ekonomi, menjadi daya tarikan kepada pendatang
Indonesia ini.
d. Faktor kestabilan politik
Kestabilan politik sesebuah negara memainkan peranan yang
penting dan berkait rapat dengan ekonomi negara dan proses migrasi
antarabangsa. Sebuah negara yang aman dan makmur secara tidak langsung dapat
mengelakkan berlakunya migrasi penduduk negara tersebut ke negara lain,
sebaliknya menyebabkan penduduk negara lain berhijrah ke negara tersebut.
|
Contoh
Kasus Pelanggaran HAM di Indonesia
Kerusuhan
1998
Pada bulan
November 1998 pemerintahan transisi Indonesia mengadakan Sidang Istimewa untuk
menentukan Pemilu berikutnya dan membahas agenda-agenda pemerintahan yang akan
dilakukan. Mahasiswa bergolak kembali karena mereka tidak mengakui pemerintahan
ini dan mereka mendesak pula untuk menyingkirkan militer dari politik serta
pembersihan pemerintahan dari orang-orang Orde Baru.
Masyarakat
dan mahasiswa menolak Sidang Istimewa 1998 dan juga menentang dwifungsi
ABRI/TNI karena dwifungsi inilah salah satu penyebab bangsa ini tak pernah bisa
maju sebagaimana mestinya. Benar memang ada kemajuan, tapi bisa lebih maju dari
yang sudah berlalu, jadi, boleh dikatakan kita diperlambat maju. Sepanjang
diadakannya Sidang Istimewa itu masyarakat bergabung dengan mahasiswa setiap
hari melakukan demonstrasi ke jalan-jalan di Jakarta dan kota-kota besar
lainnya di Indonesia. Peristiwa ini mendapat perhatian sangat besar dari dunia
internasional terlebih lagi nasional. Hampir seluruh sekolah dan universitas di
Jakarta, tempat diadakannya Sidang Istimewa tersebut, diliburkan untuk mecegah
mahasiswa berkumpul.
Apapun
yang dilakukan oleh mahasiswa mendapat perhatian ekstra ketat dari pimpinan
universitas masing-masing karena mereka di bawah tekanan aparat yang tidak
menghendaki aksi mahasiswa. Sejarah membuktikan bahwa perjuangan mahasiswa tak
bisa dibendung, mereka sangat berani dan jika perlu mereka rela mengorbankan
nyawa mereka demi Indonesia baru.
Pada
tanggal 12 November 1998 ratusan ribu mahasiswa dan masyrakat bergerak menuju
ke gedung DPR/MPR dari segala arah, Semanggi-Slipi-Kuningan, tetapi tidak ada
yang berhasil menembus ke sana karena dikawal dengan sangat ketat oleh tentara,
Brimob dan juga Pamswakarsa (pengamanan sipil yang bersenjata bambu runcing
untuk diadu dengan mahasiswa). Pada malam harinya terjadi bentrok pertama kali
di daerah Slipi dan puluhan mahasiswa masuk rumah sakit. Satu orang pelajar, yaitu
Lukman Firdaus terluka berat dan masuk rumah sakit. Beberapa hari kemudian ia
meninggal dunia.
Esok
harinya Jum'at tanggal 13 November 1998 ternyata banyak mahasiswa dan
masyarakat sudah bergabung dan mencapai daerah Semanggi dan sekitarnya,
bergabung dengan mahasiswa yang sudah ada di depan kampus Atma Jaya Jakarta.
Jalan Sudirman sudah dihadang oleh aparat sejak malam hari dan pagi hingga
siang harinya jumlah aparat semakin banyak guna menghadang laju mahasiswa dan
masyarakat. Kali ini mahasiswa bersama masyarakat dikepung dari dua arah
sepanjang Jalan Jenderal Sudirman dengan menggunakan kendaraan lapis baja.
Jumlah
masyarakat dan mahasiswa yang bergabung diperkirakan puluhan ribu orang dan
sekitar jam 3 sore kendaraan lapis baja bergerak untuk membubarkan massa
membuat masyarakat melarikan diri, sementara mahasiswa mencoba bertahan namun
saat itu juga terjadilah penembakan membabibuta oleh aparat dan saat di jalan
itu juga sudah ada mahasiswa yang tertembak dan meninggal seketika di jalan. Ia
adalah Teddy Wardhana Kusuma merupakan korban meninggal pertama di hari itu.
Mahasiswa
terpaksa lari ke kampus Atma Jaya untuk berlindung dan merawat kawan-kawan dan
masyarakat yang terluka. Korban kedua penembakan oleh aparat adalah Wawan, yang
nama lengkapnya adalah Bernadus R. Norma Irawan, mahasiswa Fakultas Ekonomi
Atma Jaya, Jakarta, tertembak di dadanya dari arah depan saat ingin menolong
rekannya yang terluka di pelataran parkir kampus Atma Jaya, Jakarta. Mulai dari
jam 3 sore itu sampai pagi hari sekitar jam 2 pagi terus terjadi penembakan
terhadap mahasiswa di kawasan Semanggi dan saat itu juga lah semakin banyak
korban berjatuhan baik yang meninggal tertembak maupun terluka.
Gelombang
mahasiswa dan masyarakat yang ingin bergabung terus berdatangan dan disambut
dengan peluru dan gas airmata. Sangat dahsyatnya peristiwa itu hingga jumlah
korban yang meninggal mencapai 15 orang, 7 mahasiswa dan 8 masyarakat.
Indonesia kembali membara tapi kali ini tidak menimbulkan kerusuhan.
Anggota-anggota
dewan yang bersidang istimewa dan tokoh-tokoh politik saat itu tidak peduli dan
tidak mengangap penting suara dan pengorbanan masyarakat ataupun mahasiswa,
jika tidak mau dikatakan meninggalkan masyarakat dan mahasiswa berjuang
sendirian saat itu. Peristiwa itu dianggap sebagai hal lumrah dan biasa untuk
biaya demokrasi. "Itulah yang harus dibayar mahasiswa kalau berani melawan
tentara".
Betapa
menyakitkan perlakuan mereka kepada masyarakat dan mahasiswa korban peristiwa
ini. Kami tidak akan melupakannya, bukan karena kami tak bisa memaafkan, tapi
karena kami akhirnya sadar bahwa kami memiliki tujuan yang berbeda dengan
mereka. Kami bertujuan memajukan Indonesia sedangkan mereka bertujuan memajukan
diri sendiri dan keluarga masing-masing. Sangat jelas!
Komentar
Setelah saya membaca sebuah artikel diatas tentang kerusuhan 1998 yang terjadi
dibeberapa tempat di daerah Jakarta, maupun diluar daerah Jakarta. Saya dapat
menyimpulkan bahwa banyak terjadi pelanggaran HAM, bahkan ada yang termasuk
dalam pelanggaran HAM. Salah satu contohnya adalah ketika para mahasiswa dan
juga masyarakat luas sedang berunjuk-rasa menentang atau menolak Sidang
Istimewa 1998 yang membahas untuk menentukan Pemilu berikutnya dan membahas
agenda-agenda pemerintahan yang akan dilakukan dan juga menentang dwifungsi
ABRI.
Ketika itu
ratusan ribu mahasiswa dan masyarakat bergerak menuju Gedung MPR/DPR dari
segala arah, namun usaha itu tidak berhasil karena penjagaan yang ketat dari
personil ABRI. Pada malam hari di hari yang sama terjadi bentrokan yang pertama
kali di daerah Slipi. Banyak korban luka-luka dari mahasiswa bahkan satu orang
pelajar tewas dalam insiden berdarah tersebut.
Dari salah
satu dari sekian banyak pelanggaran HAM dari contoh kasus tersebut kita dapat
mengetahui bahwa tindakan ABRI pada saat itu sangat melanggar hak asasi manusia
untuk berpendapat. Bukannya para mahasiswa dan masyarkat mengeluarkan
aspirasinya justru tindakan arogan dari aparat saat itu. Banyak kejadian yang
melanggar HAM bahkan tidak sedikit korban yang berjatuhan baik yang luka-luka
ataupun korban jiwa.
Itu
menunjukan bahwa pada saat itu hak asasi sebagai manusia tidak berjalan yang
menyebabkan banyaknya protes-protes dari kalangan mahasiswa ataupun masyarakat.
SUMBER
REFERENSI :
3.http://tonytrisetiawan.blogspot.com/2013/05/pengertian-migrasi-secara-umum.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar